Jumat, 20 September 2013


Bismilahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr wb,,,,,,

Di dalam kesempatan ini saya akan menerangkan atau membahas tentang Meningkatkan Kecerdasan Emosional.
Nah sekaranglangsung saja masuk kedalam tema yang akan saya bahas yaitu meningkatkan kecerdasan emosional yang pertama:
1.pengertian emosi
“Emosi”berasal dari bahasa latin yaitu emovere yang berarti bergerak menjauh.Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan untuk bertindak ,merupakan Hal mutlak dalam emosi.MenurutDaniel Goleman”(2002:411) emosi merunjuk pada suatuperasaan dan pikiran yang khas,suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh,emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang sehingga secara fisikologi terlihat tertawa;sebaliknya emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

   Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran .jadi,emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia karena emosi merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan,tapi juga dapat menggangu perilaku internasional manusia,

 
Sekian dari saya semoga ada manfaatnya……..
                                                                               Wassalam : HARLAN




Jumat, 13 September 2013

KNVB Dukung Penuh Louis Van Gaal

Louis van Gaal mendapatkan dukungan penuh dari federasi sepakbola Belanda KNVB usai mengantarkan Belanda ke Piala Dunia 2014.

Skuat Van Gaal memastikan satu tempat di Brasil usai mengalahkan Andorra 2-0 awal pekan ini. Kemenangan itu membuat Belanda hanya kehilangan dua poin di ajang kualifikasi Piala Dunia zona Eropa.

Meskipun demikian Van Gaal menegaskan timnya saat ini berbeda dari tim yang menembus final Piala Dunia di Afrika Selatan lalu. Menurut mantan pelatih Barcelona itu, dengan skuat yang tak berpengalaman saat ini Belanda hanya akan memasang target lolos dari fase grup.

Meskipun demikian direktur KNVB Bert Van Oostveen mengatakan bahwa ia hanya akan melihat apa yang ditunjukkan Van Gaal di atas lapangan, bukan apa yang ia katakan. "Kami menilai dari apa yang terjadi di lapangan. Van Gaal membangun sebuah tim Belanda baru untuk Piala Dunia dan telah lolos dengan tujuh kemenangan dan sekali draw," katana kepada De Telegraaf

Minggu, 01 September 2013

Anies Baswedan Bakal Protes kalau Konvensi Demokrat Tak "Fair"



Peserta Konvensi Partai Demokrat, Anies Baswedan (tengah) berbincang bersama anggota Komite Bidang Program dan Acara Hinca Panjaitan (kiri), serta anggota Komite Konvensi Effendi Gazali sebelum mengikuti wawancara konvensi di Wisma Kodel, Jakarta, Selasa (27/8/2013). Selain Anies, tiga tokoh lainnya direncanakan akan mengikuti konvensi pada hari ini yaitu Endriartono Sutarto, Hayono Isman, dan Irman Gusman. | TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Universitas Paramadina, Anies Baswedan, yang menjadi peserta Konvensi Capres Demokrat, menilai, mekanisme konvensi belum sempurna. Namun, kondisi itu tak membuanya menolak tawaran mengikuti rangkaian Konvensi hingga 2014 .
Anies mengatakan, saat ini semua masih dalam fase belajar lantaran baru pertama kali menggelar konvensi seperti ini. Sama halnya ketika perhelatan akbar organisasi yang baru terbentuk. Belum ada aturan yang jelas sehingga sulit untuk berharap semua beres sebelum proses dimulai.
"Sebuah perjuangan penuh tarik menarik. Jangan berharap seperti upacara, semua disiapkan kita tinggal datang terus upacara. Ini perjuangan, jalani, hadapi, bertarung. Di situ letak karakter pejuang," kata Anies dalam pidato di acara Syawalan Alumni HMI-MPO di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu ( 31/8/2013 ).
Anies mengaku optimistis mekanisme Konvensi akan semakin baik karena kuncinya ada pada sorotan media massa. Ketika sorotan lampu terang benderang, kata dia, biasanya perilaku sesorang akan ditata baik.
"Media dan masyarakat semakin terang spot light-nya, prosesnya harus semakin transparan, semakin independen. Saya berharap sekali sama teman-teman media. Itu semua harus terus diperjuangkan. Mindset saya ini harus selalu fair, selalu free. Jika ada masalah nanti kita protes, nanti kita minta diperbaiki, diluruskan," katanya. 
Seperti diberitakan, salah satu tokoh yang diundang Komite Konvensi Demokrat, Mahfud MD, membatalkan keikutsertaannya karena menilai mekanisme konvensi belum jelas. Penjelasan yang diterima selama ini, kata Mahfud, baru secara lisan. Penjelasan itu juga kerap berganti-ganti. Padahal, dalam AD/ART Partai Demokrat disebutkan capres ditetapkan oleh Majelis Tinggi.
Menurut Demokrat, penetapan capres terpilih memang dilakukan Majelis Tinggi yang diketuai Susilo Bambang Yudhoyono. Hanya, menurut Demokrat, penetapan itu berdasarkan hasil survei. Kandidat yang elektabilitasnya tertinggi akan ditetapkan sebagai capres Demokrat.

Senin, 26 Agustus 2013

 
 JAKARTA, KOMPAS.com — Survei sejumlah lembaga menempatkan Joko Widodo alias Jokowi sebagai kandidat calon presiden dengan tingkat elektabilitas tertinggi. Bahkan, hasil dari survei yang dilakukan Litbang Kompas menunjukkan, dalam enam bulan elektabilitas Jokowi melejit 100 persen. Akan tetapi, PDI Perjuangan belum memberikan tanda-tanda merespons aspirasi publik ini dengan sinyal akan mengusung Jokowi pada Pemilihan Presiden 2014. Kenapa?

"Inilah ujian untuk Jokowi dan kader-kader lain, untuk melihat sejauh mana ketaatan seorang kader, loyalitasnya," ujar Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senin (26/8/2013).

Ia mengatakan, naiknya elektabilitas Jokowi tak mengherankan. Menurutnya, hal itu buah dari kinerja Jokowi yang kini menjabat Gubernur DKI Jakarta. Namun, kata dia, yang berjuang bagi PDI Perjuangan bukan hanya Jokowi.

"Masih banyak kader lainnya yang juga berjuang untuk partai. Kalau misalnya Jokowi diterima publik, ya baguslah," ujar mantan ajudan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri ini.

Oleh karena itu, Hasanuddin mengatakan, partainya masih berhitung untung dan rugi dalam mencalonkan Jokowi sebagai presiden. Ia memastikan bahwa partainya tidak terlalu berpatokan pada hasil survei.

"Kami punya banyak faktor dan kami banyak pengalaman," kata dia.

PDI Perjuangan, lanjutnya, menunggu timing yang tepat. Pengambilan keputusan yang terburu-buru dianggap tidak akan membuahkan hasil yang bagus.

"Ini seperti strategi perang. Dalam perang itu, diskusi dulu. Kita rundingkan di mana hambatannya. Lalu kita hitung untung dan ruginya," kata Hasanuddin.

Jokowi melesat

Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan popularitas Joko Widodo (Jokowi) dibandingkan dengan sosok lainnya mengindikasikan kian menguatnya tuntutan masyarakat terhadap kehadiran generasi kepemimpinan politik nasional baru yang tidak bersifat artifisial. Kesimpulan demikian tampak dari dua hasil survei opini publik yang dilakukan secara berkala (longitudinal survey) terhadap 1.400 responden—calon pemilih dalam Pemilu 2014—yang terpilih secara acak di 33 provinsi.

KOMPAS Survei terbaru yang dilakukan Kompas menunjukkan tingkat keterpilihan Jokowi mencapai 32,5 persen. Proporsi itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tingkat keterpilihannya pada Desember 2012.

Hasil survei menunjukkan, semakin besar proporsi calon pemilih yang jelas menyatakan pilihannya terhadap sosok pemimpin nasional yang mereka kehendaki. Sebaliknya, semakin kecil proporsi calon pemilih yang belum menyatakan pilihan dan semakin kecil pula proporsi calon pemilih yang enggan menjawab (menganggap rahasia) siapa sosok calon presiden yang ia harapkan memimpin negeri ini.

Besarnya proporsi pemilih yang sudah memiliki preferensi terhadap sosok calon presiden secara signifikan hanya bertumpu kepada lima nama: Joko Widodo, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, Megawati Soekarnoputri, dan Jusuf Kalla. Pada survei terakhir (Juni 2013), lima sosok itu mampu menguasai dua pertiga responden. Sisanya (18,2 persen) tersebar pada 16 sosok calon presiden lainnya.

Dibandingkan dengan survei pada Desember 2012, ruang gerak penguasaan ke-16 sosok "papan bawah" popularitas ini relatif stagnan, yang menandakan kecilnya peluang lonjakan mobilitas setiap sosok ke papan atas (lihat grafik). Dari kelima sosok yang berada pada papan atas popularitas capres, kemunculan Jokowi sebagai generasi baru dalam panggung pencarian sosok pemimpin nasional menarik dicermati. Ia langsung menempati posisi teratas dengan selisih yang terpaut cukup jauh dengan keempat calon lain yang namanya sudah menasional selama ini.

Saat ini, tingkat keterpilihan Jokowi mencapai 32,5 persen. Proporsi itu meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tingkat keterpilihannya pada Desember 2012. Di sisi lain, tingkat penolakan responden terhadap dirinya tampak minim dan semakin kecil. Dari seluruh responden, yang secara ekstrem tidak menghendaki dirinya menjadi presiden hanya di bawah 5 persen.

Sebaliknya, saat ini basis dukungan terhadap Jokowi makin luas. Ia makin diminati oleh beragam kalangan, baik dari sisi demografi, sosial ekonomi, maupun latar belakang politik pemilih. Dari sisi demografi, misalnya, dukungan dari kalangan beragam usia, jenis kelamin, ataupun domisili responden Jawa maupun luar Jawa bertumpu kepadanya.

Sosoknya juga populer tidak hanya bagi kalangan ekonomi bawah, tetapi juga kalangan menengah hingga atas. Ia pun diminati oleh beragam latar belakang pemilih partai politik, tidak hanya tersekat pada para simpatisan PDI Perjuangan, partai tempatnya bernaung. Bagi responden pendukungnya, paduan antara karakteristik persona yang dimiliki dan kompetensi yang ditunjukkan Jokowi selama ini menjadi alasan utama mereka menyandarkan pilihan. Ketulusan, kepolosan, dan kesederhanaan yang ditunjukkan Jokowi menjadi modal kepribadian yang memikat publik.

Sisi kepribadian tersebut berpadu dengan kompetensi yang ditunjukkan selama ini dalam langkah politiknya. Ia tidak bersifat elitis, gemar turun langsung memotret persoalan. Sebagai pemimpin lokal, ia produktif mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan mencoba konsisten menyelesaikan permasalahan. Paduan antara sosok kepribadian dan tindakannya yang dinilai publik tidak artifisial ini mendapatkan tempat yang tepat di saat bangsa tengah merindukannya.